Apa itu Kepribadian?
Bagaimana dengan Konsep Manusia?
Sebelum membahas lebih
jauh tentang Konsep Manusia, ada baiknya kita mengetahui dulu tentang konsep
Kepribadian. Kepribadian berasal dari bahasa Inggris yaitu Personality, dan juga berasa dari bahasa Yunani yaitu Persona yang berarti Topeng.
Kemudian istilah ini diadopsi oleh orang-orang Roma dan mendapatkan konotasi
baru yaitu ‘bagaimana seseorang nampak dihadapan orang lain’. Seiring
berjalannya waktu konotasi ini melepas, sehingga Kepribadian adalah sesuatu yang
melekat pada diri orang tersebut. Sedangkan Bagaimana dengan Konsep
manusia atau Struktur Kepribadian itu sendiri?
Berikut akan dipaparkan Konsep Manusia / Struktur
Kepribadian menurut beberapa pendekatan / ahli:
Aliran Psikoanalisa
[Pendekatan Psikodinamika], Sigmund
Freud
- Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh Freud, sebagai Bapak psikoanalisa yang terkenal.
- Psikoanalisa melihat Konsep Manusia dari sisi yang sakit atau pincang, karena berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis.
- Freud menganalogikan pikiran manusia dengan gunung es. Bagian terkecil yang tampak diatas permukaan air dianalogikan dengan pengalaman dasar, sedangkan bagian yang jauh lebih besar dibawah permukaan air dianalogikan dengan alam bawah sadar.
- Struktur Kepribadian nya;
~
Id
~
Berisi
segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir. Id
menggunakan prinsip kesenangan [pleasure
principle] untuk membebaskan / mengurangi jumlah tegangan. Dari Id inilah
nantinya berkembang Ego dan Superego. Id terdiri dari dorongan-dorongan
bioligis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresivitas.
Dalam
Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi
individu, yaitu Insting Kehidupan [tujuan untuk mempertahankan hidup dan
perkembangbiakan ras]dan Insting Kematian [tujuan semua kehidupan adalah
kematian].
~
Ego
~
Ego
dikuasai oleh prinsip yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan [reality principle]. Ego disebut
Eksekutif Kepribadian karena mengontrol
ke arah tindakan, memilih lingkungan berespon, memutuskan insting mana yang
akan dipuaskan dan bagaimana caranya [menjalankan fungsi pengendalian agar
upaya pemuasan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan].
Peran
utamanya menengahi kebutuhan instingtif organisme dan kebutuhan-kebutuhan
lingkungan sekitarnya.
~
SuperEgo
~
Pada
dasarnya Superego adalah hati nurani [concience] seseorang yang menilai benar
atau salahnya tindakan seseorang. Superego mewakili nilai-nilai ideal dan
selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Aliran Behavioristik
- Behavioristik melihat Konsep Manusia sebagai suatu mesin ..’Suatu sistem kompleks yang bertingkahlaku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum’
- Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan Sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur napas.
~ Juan Petrovich Pavlov~
- Pavlov menolak digunakan metoda instropeksi karena tidak dapat diperoleh data yang objektiv, oleh karena itu ia merintis objective psychologi.
- Dalam eksperimen nya Pavlov menggunakan anjing sebagai binatang percobaan. Anjing dioperasikan sedemikian rupa sehinggga apabila air liur keluar dapat dilihat dan ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur disebut unconditional respon [UCR]. Apabila anjing mendengarkan bel dan kemudian menggerakkan telinganya, ini merupakan respon yang alami. Bel sebagai unconditional stimulus [UCS]
- Dalam eksperimennya Pavlov memberikan stimulus [UCS] berupa makanan, berbarengan dengan bunyi bel [UCS] menjadi [CS] yang menyebabkan timbulnya [CR] berupa air liur.
~ Edward Lee Thorndike ~
- Penelitian Thorndike terhadap tingkah laku binatang mencerminkan prinsip dasar proses belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar adalah asosiasi.
- Dari eksperimennya, Thorndike mengajukan beberapa macam hukum yang sering dikenal sebagai hukum primer dalam belajar, yaitu;
- Law of Excercise : Makin banyak latihan, hasilnya semakin baik.
- Law of Effects : Apapun yang menguntungkan akan mudah dipelajari
- Law of Readines : Kesiapan seseorang memudahkan orang tersebut untuk mempelajari sesuatu hal
- Law of Belonging : Semakin kuat hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan yang sudah dipelajari, hasilnya akan semakin baik
Humanistik
Berbeda
dengan kedua pandangan diatas, para Ahli psikologi pertumbuhan [yang memandang
diri mereka sebagai ahli Humanistik] melihat psikologi dari sisi Kesehatan jiwa
atau dari orang yang sehat jiwanya.
Gambaran
ahli psikologi pertumbuhan tentang manusia adalah optimistik dan penuh harapan.
Meskipun para Ahli psikologi pertumbuhan tidak menyangkal bahwa
stimulus-stimulus dari luar, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi
kepribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang
tidak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan ini. Menurut mereka, . Setiap
individu mempunyai kemampuan, pandangan segar tentang individu, melihat potensi
individu untuk tumbuh menjadi lebih baik. Dan juga memiliki pandangan bahwa
setiap individu memiliki kapasitas untuk menyelesaikan setiap masalah dan
mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik.
Ahli-ahli
Humanistik juga mengemukakan bahwa ada suatu tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat diperlukan, yang melampaui “normalitas”, dan mereka mengemukakan
bahwa manusia perlu berjuang untuk mengaktualisasikan semua potesinya. Dengan
kata lain, tidak cukup hanya bebas dari sakit emosional; tidak adanya tingkah
laku neurotis [terganggu syaraf] atau psikotis [terganggu jiwa] tidak cukup
untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan
suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan.
Sedangkan individu harus mencapai lebih jauh dari itu.
Sumber
Materi Kuliah Kesehatan
Mental 2013.
Schultz, Duane. (1991) Psikologi Pertumbuhan; Model-model Kepribadian
Sehat.
Yogyakarta: Kanisius.
Basuki, A.M Heru.
(2008) Psikologi Umum. Jakarta:
Universitas Gunadarma.