Senin, 07 April 2014

TUGAS 1


PSIKOTERAPI

A.    Definisi Psikoterapi

Psikoterapi berasal dari bahasa Yunani yakni “psyche” yaitu “mind”, dan “therapy” yaitu “merawat” atau “mengasuh”. Sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang”. Dalam Oxford English Dictionary, “psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian (dalam Gunarsa, 2013).

 

B.     Tujuan-tujuan dalam Psikoterapi

Beberapa tujuan-tujuan psikoterapi menurut beberapa pendekatan (dalam Corey, 2010):

1.      Terapi Psikoanalitik

Terapi psikoanalitik membuat hal-hal yang tidak disadari  menjadi disadari. Merekonstruksi kepribadian dasar. Yaitu “Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik-konflik yang direpresi.

2.      Terapi Ekstensial-Humanistik

Terapi ekstensial-humanistik menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. Yaitu; "Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas kesadaaran diri. Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.

3.      Terapi Client-Centered

Terapi client-centered menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien sehingga ia mampu menyadari penghambat-penghambat dan aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya diingkari atau didisiorsinya. Yaitu; “Membantu klien agar mampu bergerak agar mampu bergerak ke arah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan spontanitas dan perasaan hidup.

 

4.      Terapi Gestalt

Terapi gestalt membantu klien untuk memperoleh kesadaran atas pengalaman dari saat ke saatnya. Yaitu; “Menantang klien agar menerima tanggung jawab atas pengambilan dukungan internal alih-alih dukungan sosial.

5.      Analisis Transaksional

Analisis transaksional membantu klien agar bebas dari skenario, bebas dari permainan, menjadi pribadi yang otonom yang sanggup memilih ingin menjadi apa dirinya. Yaitu; “Membantu klien dalam menguji putusan-putusan dini dan membuat putusan-putusan baru berlandaskan kesadaran.

6.      Terapi Tingkah Laku

Terapi tingkah laku menghapus pola-pola tingkah laku selain yang maladaptif dan membantu klien dalam mempelajari pola-pola tingkah laku yang konstruktif. Mengubah tingkah laku. Tujuan-tujuan spesifik dipilih oleh klien. Tujuan-tujuan yang luas dipecah ke dalam subtujuan-subtujuan yang tepat.

7.      Terapi Rasional-Emotif

Terapi rasional-emotif menghapus pandangan hidup klien yang mengalahkan diri dan membantu klien dalam memperoleh pandangan hidup yang lebih toleran dan rasional.

8.      Terapi Realitas

Terapi ealitas membimbing klien ke arah mempelajari tingkah laku yang realistis dan bertanggung jawab serta mengembangkan “identitas keberhasilan”. Yaitu; “Membantu klien dalam membuat pertimbangan-pertimbangan nilai tentang tingkah lakunya sendiri dan dalam merencanakan tindakan bagi perubahan.

 

C.    Unsur-unsur Psikoterapi

Menurut Masserman dalam Buku Saku Psikiatri, telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Yaitu:

1.      Peran Sosial (martabat) psikoterapis

2.      Hubungan (persekutuan terapeutik)

3.      Hak

4.      Retrospeksi

5.      Re-edukasi

6.      Rehabilitasi

7.      Resosialisasi

8.      Rekapitulasi

D.    Perbedaan Antara Psikoterapi dan Konseling

1.      Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis

2.      Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi sadar. Dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tidak sadar dan berjangka panjang.

3.      Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.

4.       

E.     Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness

Menurut J.P. chaplin (2006)beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu:

1.      Biological meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat.

2.      Psychological meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu

3.      Sosiological meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga.

4.      Philosophic meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan

 

F.     Bentuk - Bentuk Utama dari Terapi

Bentuk-bentuk utama dari terapi yaitu :

1.      Terapi Psikoanalisis

Teknik ini menekannkan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dan agresif dari Id, serta teknik yang dilakukan dengan cara menggali permasalahan atau pengalaman di masa lalu dan dorongan yang idak disadari.

2.      Terapi Humanistik

Terapi dengan menggunakan pendekatan fenomologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya.

3.      Person Centered Therapy

Teknik yang terpusat pada pribadi dengan memberikan suasana aman, bebas agar klien mengeksplorasi dengan nyaman.

4.      Logo Terapi (Frank)

Bentuk penyembuhan melalui penemuan-penemuan makna dan pengembangan makna hidup, lebih dikenal dengan therapy through meaning.

5.      Analisis Transaksional (Burne)

Teknik ini dilakukan bahwa setiap transaksi dianalisis, klien nampaknya menggelakkan tanggung jawab yang diarahkan untuk mau menerima tanggung jawab pada dirinya sehingga klien dapat menyeimbangkan Egogramnya serta melakukan introspeksi terhadap games yang dijalaninya.

6.      Rational Emotive Therapy (Ellis)

Teknik pada terapi ini dengan melakukan disputing intervention(meragukan atau membantah) terhadap keyakinan dan pemikiran yang tidak rasional agar berubah pada keyakinan, pemikiran dan falsafah rasional yang baru, sehingga lahir perangkat perasaan yang baru, dengan demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita akan merasakan segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.

7.      Terapi Perilaku (Behavior Therapy)

Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu.

8.      Terapi Kelompok (Group Therapy) dan Terapi Keluarga (Family Therapy)

Teknik ini memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa

SUMBER                                            

Corey, G. (2010). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Gunarsa, S. D. (2013). Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Libri.

Guze, Barry. Siegal, Daniel J. Maulany, R.F. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Wirawan Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers

Mashudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta : IRCiSoD