PSIKOTERAPI
A.
Definisi
Psikoterapi
Psikoterapi
berasal dari bahasa Yunani yakni “psyche” yaitu “mind”, dan “therapy” yaitu
“merawat” atau “mengasuh”. Sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah
“perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang”. Dalam Oxford English Dictionary,
“psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit
dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis.
Psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis
dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis
atau hambatan kepribadian (dalam Gunarsa, 2013).
B.
Tujuan-tujuan
dalam Psikoterapi
Beberapa
tujuan-tujuan psikoterapi menurut beberapa pendekatan (dalam Corey, 2010):
1. Terapi
Psikoanalitik
Terapi psikoanalitik membuat hal-hal
yang tidak disadari menjadi disadari.
Merekonstruksi kepribadian dasar. Yaitu “Membantu klien dalam menghidupkan
kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus
konflik-konflik yang direpresi.
2. Terapi
Ekstensial-Humanistik
Terapi ekstensial-humanistik menyajikan
kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan. Menghapus
penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. Yaitu; "Membantu klien
menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas kesadaaran diri.
Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.
3. Terapi
Client-Centered
Terapi client-centered menyediakan suatu
iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien sehingga ia mampu
menyadari penghambat-penghambat dan aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya
diingkari atau didisiorsinya. Yaitu; “Membantu klien agar mampu bergerak agar
mampu bergerak ke arah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan
spontanitas dan perasaan hidup.
4. Terapi
Gestalt
Terapi gestalt membantu klien untuk
memperoleh kesadaran atas pengalaman dari saat ke saatnya. Yaitu; “Menantang
klien agar menerima tanggung jawab atas pengambilan dukungan internal alih-alih
dukungan sosial.
5. Analisis
Transaksional
Analisis transaksional membantu klien
agar bebas dari skenario, bebas dari permainan, menjadi pribadi yang otonom
yang sanggup memilih ingin menjadi apa dirinya. Yaitu; “Membantu klien dalam
menguji putusan-putusan dini dan membuat putusan-putusan baru berlandaskan
kesadaran.
6. Terapi
Tingkah Laku
Terapi tingkah laku menghapus pola-pola
tingkah laku selain yang maladaptif dan membantu klien dalam mempelajari
pola-pola tingkah laku yang konstruktif. Mengubah tingkah laku. Tujuan-tujuan
spesifik dipilih oleh klien. Tujuan-tujuan yang luas dipecah ke dalam
subtujuan-subtujuan yang tepat.
7. Terapi
Rasional-Emotif
Terapi rasional-emotif menghapus
pandangan hidup klien yang mengalahkan diri dan membantu klien dalam memperoleh
pandangan hidup yang lebih toleran dan rasional.
8. Terapi
Realitas
Terapi ealitas membimbing klien ke arah
mempelajari tingkah laku yang realistis dan bertanggung jawab serta
mengembangkan “identitas keberhasilan”. Yaitu; “Membantu klien dalam membuat
pertimbangan-pertimbangan nilai tentang tingkah lakunya sendiri dan dalam
merencanakan tindakan bagi perubahan.
C.
Unsur-unsur
Psikoterapi
Menurut Masserman dalam
Buku Saku Psikiatri, telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup
unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Yaitu:
1. Peran
Sosial (martabat) psikoterapis
2. Hubungan
(persekutuan terapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Re-edukasi
6. Rehabilitasi
7. Resosialisasi
8. Rekapitulasi
D.
Perbedaan Antara Psikoterapi dan Konseling
1. Konseling
pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani
orang yang mengalami gangguan psikologis
2. Konseling
lebih edukatif, sportif, berorientasi sadar. Dan berjangka pendek. Sedangkan
psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tidak sadar dan
berjangka panjang.
3. Konseling
lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan
psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah
serta berkembang terus.
4.
E.
Pendekatan
Psikoterapi Terhadap Mental Illness
Menurut J.P. chaplin
(2006)beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu:
1. Biological
meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan
zat.
2. Psychological
meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk,
sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan,
gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu
pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu
berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup
individu
3. Sosiological
meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari
gejala dan masalah keluarga.
4. Philosophic
meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan
diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini
dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh
klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan
F.
Bentuk
- Bentuk Utama dari Terapi
Bentuk-bentuk utama
dari terapi yaitu :
1. Terapi
Psikoanalisis
Teknik ini menekannkan fungsi pemecahan
masalah dari ego yang berlawanan dan agresif dari Id, serta teknik yang
dilakukan dengan cara menggali permasalahan atau pengalaman di masa lalu dan dorongan
yang idak disadari.
2. Terapi
Humanistik
Terapi dengan menggunakan pendekatan
fenomologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya.
3. Person
Centered Therapy
Teknik yang terpusat pada pribadi dengan
memberikan suasana aman, bebas agar klien mengeksplorasi dengan nyaman.
4. Logo
Terapi (Frank)
Bentuk penyembuhan melalui
penemuan-penemuan makna dan pengembangan makna hidup, lebih dikenal
dengan therapy through meaning.
5. Analisis
Transaksional (Burne)
Teknik ini dilakukan bahwa setiap
transaksi dianalisis, klien nampaknya menggelakkan tanggung jawab yang
diarahkan untuk mau menerima tanggung jawab pada dirinya sehingga klien dapat
menyeimbangkan Egogramnya serta melakukan introspeksi terhadap games yang
dijalaninya.
6. Rational
Emotive Therapy (Ellis)
Teknik pada terapi ini dengan melakukan
disputing intervention(meragukan atau membantah) terhadap keyakinan dan
pemikiran yang tidak rasional agar berubah pada keyakinan, pemikiran dan
falsafah rasional yang baru, sehingga lahir perangkat perasaan yang baru,
dengan demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita akan merasakan
segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.
7. Terapi
Perilaku (Behavior Therapy)
Teknik ini menggunakan prinsip belajar
untuk memodifikasi perilaku individu.
8. Terapi
Kelompok (Group Therapy) dan Terapi Keluarga (Family Therapy)
Teknik ini memberikan kesempatan bagi
individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain
yang memiliki masalah serupa
SUMBER
Corey, G. (2010). Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
Gunarsa, S. D.
(2013). Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Libri.
Guze,
Barry. Siegal, Daniel J. Maulany, R.F. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta :
RajaGrafindo Persada
Wirawan Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta :
Rajawali Pers
Mashudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta :
IRCiSoD